Isssy! Jangan bertepuk tangan ketika aku membaca sajak ini. Bertenang. Tenang. Ang. Ng. g... Dengarkan kepiluanku yang bergerak lewat diammu. Dengar setiap derap gerakannya menelusuri ruang batin. Dengar gemeresik alunan sunyinya menyemi. Dan bersuara. a-a-a!
Jangan berhenti menyaksi bukan bulan bukan mimpi bukan
sepi. Hayati setiap degupan yang nalar naluri yang tuli bisikan yang bisu.
Idaplah hinggap walau silau pandang bukan merpati tapi
gagak yang galak yang sombong yang angkuh yang ego.
Ya, tiba-tiba burung-burung
malam menggoda. Menulis di kotak hatiku bagaimana bahagian sunyiku memikirkan
kecelaruan siang-siang. Di sana sini diisi sangsi. Di sana sini dihuni benci.
Di sana-sini ada duri. Aduh! Inikah pembunuhan senyap itu? Sssy! Tolong diam,
demi damai dunia seketika. Saat darah mulai membina jeda-jeda kata.
Pustaka Iqbal Nazim
Kg Gudon Manggatal
17 April 2014
Tiada ulasan:
Catat Ulasan